Jumat, 10 April 2009

lanjutan kisah...

lanjutan kisahku...


Senin, 30 Maret 2009

Lagi mau akan ditulis, sabar ya…

Ada yang menyenangkan di hari ini, karena aku dapat kesempatan tidur dan interaksi dengan anak-anak RTB, jg sempat ke warnet. Murah euy.. system voucher, jadi bisa pake fasilitas wi-fi mereka. Rencana paginya mau sa-te bersama. Jadi tidur dulu ya…

Selasa, 31 Maret 2009

Ya, pagi ini kami melakukan saat teduh bersama, tetapi peminatnya kurang banyak. Hanya Dadang, Tinus dan aq aja. Yang laen masih sibuk melanjutkan tidurnya masing-masing. Ya ndak papa, la wong namanya juga masih belajar.

Habis itu, aku ngantar dadang kerja, kami mau pinjam motornya untuk jeng-jeng. Tapi aku sempetin nengok rumah Mas Heru bentar, sapa tau ada beberapa hal yang perlu dibereskan. Dan betul, piring-piring kotor belum sempat terurus, jadi kukerjakanlah itu. Setelah selesai, aku kembali ke RTB, dan bareng Tinus, kami menjelajahi took-toko buku. Ada satu buku yang sedang aku kejar, dan sangat ngebet untuk memilikinya: “The Message”. Dah lama aku buru barang ini, sejak 2007 lalu, ketika di Semarang, Jakarta, dan kini di Manado. Dan dari 3 toko yang kami kunjungi (Gramedia, Immanuel, Karisma), tetap aja buku itu ndak menampakkan mukanya. Tapi ada 1 buku yang menarik perhatianku: The Jesus I Never Knew (Bukan Yesus yang Aku Kenal). Aku membelinya dan tentu bakal menjadi bacaanku. Setelah itu kami mampir ke MegaMall, maksudnya mau nyari SunBlock, biar aman tar kalo mo mandi di pantai atau nyelam di Bunaken. Setelah ketemu barang yang dimaksud, tanpa piker panjang langsung aku ambil, ditambah beberapa barang lainnya, dan aku bayar ke kasir. Tapi, ampun… aku ceroboh dan ndak liat-liat dulu harga barang itu, dan setelah ditotal akupun harus rela bayar mahal untuk Sunblock sekecil itu: 115rb. Hhhh… sepanjang jalan aku agak bete, tapi ketika mengingat-ingat pelajaran Sate beberapa hari sebelumnya, kalo Allah mengijinkan sesuatu terjadi, ya dalam rangka menajamkan diriku dan keyakinan ada maksud Allah dalam tiap hal yang ku alami, aku mulai bs menerima setiap maksudNya. Gak bete lagi deh..

Rabu, 1 April 2009

Setelah jeng-jeng seharian kemaren, hari ini aku disarankan istirahat aja oleh Mas Heru, mungkin maksudnya jaga rumah kali ya..? he..he..

Hari ini kuhabiskan dengan bersih-bersih dan baca buku baru yang ku beli kemaren.

Malem hari, kita ada PA di RTB, bareng Bobby, Cia dan Tinus sampai malem jam 11. baru pulang ke RTB, karena udah ngantuk, tawaran Mas Heru untuk cari minuman apa gitu, khas Manado, aku tolak dan putuskan untuk langsung pulang aja..

Kamis, 2 April 2009

Hari ini aku mendapat kesempatan putar-putar kota. Aku mendapat tanggung jawab untuk menjemput anak-anak dari sekolah dan mengantar mereka ke Eben Haezer (kantor Mb’Erlis). Karena harus menjemput satu-satu jadi saya gunakan motor Mas Heru dan menyempatkan juga untuk menikmati suasana kota, yang kebetulan lagi panas banget, he.. ada gunanya juga “barang mahal” itu. Mampir di kantor Mas Heru, kami sempatkan sarapan Tinutuan, Bubur Manado, yang di masak dengan campuran sayur-sayuran dengan aroma daun kemangi yang tajam, sedap banget. Rencana makan siang pake ikan bakar gagal, karena ketika sampai di warungnya, ikannya dah habis.. tidak apa-apa, emang manusia hidup dari ikan bakar saja, kan juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah, he..he..

Sore hari pulang, dan aktivitas berlangsung seperti biasa…

Aku mau deskripsikan sejenak tentang Manado ya..

Kota ini sebenarnya nggak terlalu luas, tidak lebih luas dari Semarang. Tapi tingkat keramaiannya tidak kalah. Lalu lintasnya cukup tertib, hal ini lebih dikarenakan gaya berlalu lintas masyarakatnya yang umumnya tertib (ndak kayak di jawa, yang seenaknya sendiri).

Karena berupa daerah pegunungan yang terletak di pesisir, maka banyak jalan naik turun yang mendominasi kota ini, jadi ada gunungnya dan ada pantainya juga, berdekatan lagi. Pusat kota ada di lokasi yang dinamakan Boulevard atau B on B (Boulevard on Business), sebuah pusat perdagangan yang ada di pinggir pantai. Banyak pertokoan, restaurant, café, hotel dan mall di sini. Jalan-jalan sore di sini juga asyik. Sayang, pantainya sedang direklamasi, jadi masih banyak yang ditutup.

(Bayangin aja kota Salatiga, trus buat lebih rame, lebih banyak mall, ruko, tambahin juga gadis-gadis cantiknya, terakhir taruh di tepi pantai, seperti itulah deskripsi sederhananya.)

Kota ini, saat ini sedang menyiapkan diri untuk pelaksanaan WOC (World Ocean Conference) bulan Mei depan, jadi banyak pembangunan fisik yang sedang dikerjakan, seperti jalan dan gedung-gedung gitulah...

Ada beberapa kampus yang ada di sini, tapi yang terkenal Unsrat (Universitas Sam Ratulangi). Beberapa teman yang sedang ditolong, mereka kuliah di sini. Kampusnya menyenangkan, karena banyak pohonnya, jadi teduh. Sepintas mirip UGM, tapi ndak seluas itu.

Gereja? Ampun deh, banyak buangetttss, hampir tiap 100m selalu ada gedung gereja, bahkan tidak jarang ada yang saling berhadapan gitu. Bangunannya canggih, bagus-bagus, kebanyakan bergaya eropa, tapi eropa sebelah mana bingung juga aku...

Masyarakatnya ramah, kenal ndak kenal, kalo ketemu saling mengucapkan salam. Menurut informasi yang kuperoleh, jarang ada kejahatan di sini, preman-preman juga ndak sebanyak kota-kota lain. Pekerjaannya mungkin kebanyakan businessman. Masalahnya banyak orang kaya di sini sih.. selain itu, tentu saja nelayan.

Keluarga Mas Heru:

Mas Heru adalah orang yang pertama kali menolongku untuk belajar mengenal Tuhan dan FirmanNya (1996). Sekarang ini dia telah dikaruniai dua orang putri cantik dari pernikahannya dengan Mbak Erlis, yaitu Manda (7 th) dan Tata (4 th). Mereka, sejak 2008 kemarin resmi tinggal di rumah tingkat yang bagus, karena terbikin dari bahan kayu, dilokasi yang nyaman, tentram, adem, di daerah dataran tinggi deket pantai. Nama daerahnya gak tau aku.. daerah Malalayang kali ya.. tetangganya juga baik-baik, ada kel. Pak Jefri, Kel. Pak Hans, dll.

Dadang adalah orang Purwodadi, yang juga sudah memutuskan menetap di sini. Sekarang dia bekerja di Klinik Mata Nusantara, Manado. Dia tinggal di RTB bersama anak-anak yang lain. Orangnya senang menolong dan suka ngomong, baik sekali dia..

Septinus (Tinus), orang Sorong, mahasiswa fak. perikanan dan ilmu kelautan Unsrat, tingkat akhir. Sedang bergiat menyelesaikan skripsinya, dan terus membangun hatinya untuk melayani mahasiswa lainnya. Orangnya baik, ringan tangan, selalu sedia jika dibutuhkan. Senang memiliki teman seperti dia.

Ada juga Apet, Bobby, Cia, Onal, Didit, Rocky, Man, Bram, Arnes. Mereka semua adalah mahasiswa Unsrat yang secara khusus digumuli oleh Tim Manado untuk ditolong mengenal Tuhan. Belum ada pekerja wanita di Tim ini.

Ada juga kelompok alumni yang biasanya ngumpul sebulan sekali: Kel. Yesayas, Kel. Ferry, Kel. Wenas, dll. itu tentang Manado dan seisinya.

Jum’at, 3 April 2009

Hari ini aku habiskan waktuku dengan Manda dan Tata, karena mereka libur. Kesepakatan yang terjadi hari ini adalah jam 11.30 Mas Heru sudah pulang dengan membawa lauk pauk untuk makan siang, tapi saya tunggu sampai hampir jam 1 siang, dia belum muncul juga. Khawatir dengan keadaan anak-anak, akhirnya aku masakin mereka indomie goreng untuk makan siang mereka. Ndak lama kemudian Mas Heru datang dengan rica waungnya, tapi kami semua dah kenyang.

Sore hari kami datang ke PA UKM Fakultas Perairan dan Ilmu Kelautan. Kami diskusi mengenai kekudusan berdasarkan kisah Yusuf. Cukup menarik, karena kita memandangnya dari sudut pria dan wanita: bagaimana bila pria menghadapi situasi yang dihadapi oleh Yusuf saat digoda oleh istri Potifar? Bagi wanita, bagaimana caranya menghilangkan image perempuan penggoda, perempuan penghibur dll, bagaimana semestinya sikap wanita terhadap lawan jenisnya?

Malam hari, jam 23.30 – 01.00 kami PA dengan Tim Inti di sini (Dadang, Tinus, Mas Heru, dan aq). Kami bicara mengenai bagaimana semestinya kami memandang sebuah perkunjungan? Baik sebagai pengunjung maupun yang dikunjungi. Ah, banyak PA kami hari ini. Dah lewat hari, tidur ah...

Sabtu, 4 April 2009

Hari ini saya dah rencana sama Dadang mau pergi ke ujung utara Sulut, di daerah Bitung. Ada semacam bonbin kecil, dimana salah satu koleksinya terdapat binatang khas Sulawesi, yaitu Tarcius. Setelah menempuh perjalanan +- 1,5 jam, diinterupsi oleh kesasar juga (karena ternyata Dadang juga belum pernah ke sini), kami akhirnya sampai juga di lokasi tujuan. Tempatnya sangat teduh dan terletak persis di pinggir pantai. Tiket masuknya murah, cuma 3.500 rp / orang.

Pertama kali melihat binatang ini, ternyata ndak segede yang aku kira. Ukurannya kecil, sekecil tupai. Binatang yang aneh, matanya besar mirip burung hantu, kepalanya bisa berputar 180o , badannya mirip monyet, ekornya mirip ekor tikus, dan gol. darahnya O, aneh kan..?

Selain itu banyak juga koleksi burung, ular, buaya, dan binatang lainnya.

Setelah puas liat-liat, aku sempatin main di dermaga yang ada di situ, sambil liat n poto-poto di kapal yang lagi parkir di situ.

Pulangnya, kami mampir di Monumen Yesus Memberkati. Patungnya besar dan tinggi buanget.. Indah.., Tuhan...

Sampai RTB kami langsung menuju ke lap basket fak. Hukum, dan maen ama anak-anak sana sampai maghrib.

Minggu, 5 April 2009

Di suatu malam, aku pernah ngobrol sama Mas Heru tentang kebutuhan dia yang mungkin bisa aku tolong untuk memenuhinya. Dan dia bagikan betapa dia rindu bisa berduaan dengan Mb Erlis, tanpa diganggu oleh anak-anak.

Deal... gayung bersambut, dan aku menyanggupi untuk hari minggu besok (hari ini) aku akan ajak Manda dan Tata main keluar, sehingga ada banyak waktu untuk Mas Heru dan Mb Erlis menikmati waktu mereka.

Hari ini, setelah menyelesaikan dan membereskan rumah, aku dan Dadang mengajak Manda dan Tata main keluar. Tujuan kami adalah Multi Mart Plaza, di mana ada arena bermain buat anak-anak. Setelah membayar tiket masuk untuk 30 menit, aku biarkan mereka main mandi bola, dkk. sepuasnya di arena itu. Sementara aku dan Dadang menunggu di kantin yang tersedia di samping arena bermain, sambil menikmati soto betawi dan kwetiau goreng. Setelah mereka puas main, aku ajak mereka makan siang dulu. Habis itu, kami menuju ke TimeZone. Maka akupun beli voucher untuk main. Jujur aku sedikit main games juga di sini, habis pengen sih.. he..

Pulang jam 15.00, dan dah teler semua...

Senin, 6 April 2009

Hari ini, aktivitas berjalan seperti biasa, cuma yang bikin bete, sejak siang sampai malam sekitar jam 20.30an, listrik mati. Jadi ya kami nyanyi-nyanyi saja di luar rumah, sambil nunggu listiknya hidup. Eh, Mbak Erlis pulang dari acara paskah di sekolahnya, bawa banyak snack, yang langsung kami serbu, dan akhirnya lsitrik hidup juga. Lalu masing-masing personel rumah mulai siap-siap tidur, mulai dari cuci kaki tangan, gosok gigi, dan mandi, bagi yang belum mandi, termasuk aku... :D

Selasa, 7 April 2009

Inilah hari yang ditunggu-tunggu: kita akan ke Bunaken. Kebetulan Dinkes Prov. Sulut sedang mengadakan kunjungan untuk anak-anak penderita gizi buruk di pulau ini. Jadi bisa nebeng transport dll.nya (termasuk snack dan makan, he..). Jam 9 kita berangkat menuju ke pelabuhan, dan menyeberang menggunakan perahu (atau kapal kecil?) dengan mesin ganda. Perjalanan sekitar 45 menit. Sampai di lokasi, kita menuju ke Puskesmas setempat, setelah mengedrop 2 karton biskuat dan poto-poto sejenak, kita langsung menuju ke pusat souvenir. Harga souvenir di sini nggak seperti di Jawa. Kalo di Jawa, souvenir yang dijual di tempat wisata biasanya lebih mahal, di sini ndak, harganya tetap murah dan bersaing dengan tempat lain. Bisa nawar lagi! Ini berlaku di lokasi wisata di seluruh Manado. Setelah membeli beberapa souvenir, acara dilanjutkan dengan minum es degan. Ditraktir langsung oleh Bu dokter, pimpronya.

Setelah itu kita muter-muter sejenak pake perahu tadi melihat-lihat pulau lain, lalu singgah di kampung nelayan, masih di Pulau Bunaken. Di sini ada 3 pasien gizi buruk yang kita kunjungi. Ya begitulah, kondisinya, ada yang kurus sekali, ada yang sampai umur hampir 4 tahun belum bisa jalan, dll. Sampai sore kami mengunjungi kampung ini. Lalu pulang kembali ke Manado, sambil menikmati sunset di tengah lautan. Sayang sekali kami ndak mengunjungi taman lautnya (yang terkenal itu), ya ndak papalah, besok kapan-kapan ke sini lagi... thanks Bunaken, untuk keindahanmu.. GBU.

Rabu, 8 April 2009

Hari ini, menjelang pemilu dan terutama paskah, beberapa sekolah dan terutama yang dari yayasan kristen sudah mulai libur, jadi Mb’ Erlis juga libur. Bisa santai aku, karena anak-anak sudah aman bersama mamaknya. Mungkin mereka akan libur selama seminggu. Aku sendiri isi kegiatan dengan baca buku dan tidur. Malam hari kita ada PA di RTB, dan sekaligus aku mau tinggal di sini sampai Jum’at. Cuma masalahnya, anak-anak RTB lgi pada nungguin siaran bola Liga Champion, jadinya ya harus rela malam ini tidur sambil menikmati kebisingan yang mereka timbulkan. Yah, namanya juga anak muda...

Kamis, 9 April 2009

Pagi hari, setelah sa-te agak kesiangan, kami semua mau main basket. Karena ini olahraga favorit anak sini. Dari mulai jam 7 kita semua maen sampai teler jam 9an. Dengan peraturan yang sama kayak dulu. Setelah pulang dan mandi aku nungguin Dadang yang mo nyontreng dulu, karena rencananya mo jeng-jeng. Habis itu ternyata hujan, jadilah kita pending dulu rencana jeng-jengnya. Setelah reda, sekitar jam 2an kita ke Mega Mall. Eh, kita ketemu ama Pak Yesayas (temen pelayanan), setelah ber bla..bla.. sejenak, kita lanjut lagi. Lalu masuk ke swalayan, eh, kita ketemu Pak Wenas sekeluarga (teman pelayanan juga), lalu ber bla..bla.. lagi. Wah, mungkin karena emang hari ini di Manado semua kantor libur, jadi banyak yang memanfaatkan untuk jeng-jeng. Ndak terasa kalo waktu dah menunjukkan pukul 18.00 waktu setempat. Lalu kita nyempatin liat-liat ke pusat souvenir khas Manado, walah... harganya ampun, mahal-mahal banet, padal kita kan ndak punya banyak uang. Jadilah rencana beli yang khas sini di tunda dulu... malemnya ya kita lanjutin dengan ngobrol-ngobrol santai sama anak-anak RTB, sampai tidur..puless...

Jum’at, 10 April 2009

hari ini bete banget, males ceritanya jadinya.. kapan-kapan ya...
sorry..
o iya, selamat paskah.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar